Pecinta Alam -
Catatan kecil ini diolah untuk pertanggung jawaban dan agenda divisi
selama menjadi Pengurus semoga menjadi bekal awal menjadi renungan bagi
kita semua untuk lebih baik lagi pada regenerasi kepengurusan yang
akan datang dengan kegiatan-kegiatan yang menambah keeksistensinya
organisasi kita, khususnya Ka.Div beserta jajaranya.
Bagi sebagian penggemar kegiatan alam terbuka, perjalanan ekspedisi seringkali dihubungkan dengan mimpi, cita-cita atau harapan.
Bayangan mendapat pengakuan dari sesama penggemar kegiatan alam
terbuka dan tidak dipandang sebelah mata memang sesuatu yang bisa
dibanggakan . lebih jauh lagi banyak anggapan bahwa seorang penggemar
kegiatan alam terbuka kurang lengkap bila belum melakukan perjalanan
ekspedisi. Ini adalah ajang bagi para pegiat alam terbuka untuk
mendapakan sebuah pembuktian diri, baik secara personal maupun sosial.
Semakin jauh, sulit dan lama akan semakin membanggakan, apalagi
melibatkan belbagai keahlian, tidak hanya sekedar merintis hutan atau
memanjat gunung es walaupun ini saja sudah sulit setengah mati bagi
kebanyakan orang.
Sejarah memang mencatat bahwa semua kegiatan perjalanan ekspedisi
yang dilakukan para penjelajah besar selalu mencakup dua hal di atas, perintisan jalur baru dan kegiatan ilmiah. Walaupun
ukuran-ukuran untuk sebuah perjalanan ekspedisi tidak jelas benar dan
sangat bervariasi tergantung dari kegiatan yang dilakukan,
mendefinisikan sebuah perjalanan ekspedisi adalah sebagai perjalanan atau penjelalahan untuk tujuan tertentu yang berkenaan dengan perintisan dan penemuan.
Melakukan perjalanan ekspedisi sesuai dengan definisi di atas tentu
tidak mudah banyak hal yang perlu dipersiapkan mulai dari siapa saja
yang terlibat (personil), apa saja yang perlu dibawa (logistik),
bagaimana mencapai titik awal dan kembali dari titik akhir
(Transportasi), apa yang akan dilakukan selama melakukan ekspedisi
(operasional) dan hal lainnya. Persiapan di atas akan sangat lebih mudah
bila tujuan perjalanan ekspedisi sudah dirumuskan. Beberapa tujuan bisa digabungkan menjadi sebuah judul perjalanan ekspedisi
Dengan merumuskan tujuan yang jelas, maka persiapan akan lebih mudah
setidaknya ada panduan. Kebutuhan personil akan semakin jelas, tidak
hanya asal comot bila perlu diadakan seleksi, apalagi bila menyangkut
nama perkumpulan/lembaga. Kebutuhan logistik bisa diperkirakan dengan
cermat sesuai dengan operasional ekspedisi. Pencarian dana pun akan
lebih jelas, mana pihak-pihak yang memang tertarik atau berhubungan
dengan tujuan ekspedisi.
(Popala Tegal forest mountain expedition notes)
Gunung Slamet
(3,432 ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru di
Jawa Timur, berbentuk kerucut/Strato serta memiliki kawah yang masih
aktif dan luas. Letusan besar terakhir terjadi pada tanggal 13 juli
1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan lava pijar setinggi 300
meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga,
Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis 7°14,30′ LS
dan 109°12,30′ BT.
Gunung Ciremai
(3.078 mdpl) merupakan gunung berapi yang masih aktif dan bertipe
Strato. Secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten,
yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka,
Provinsi Jawa Barat. Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman
Nasional Gunung Ceremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000
hektare. Gunung Ciremai memiliki dua kawah utama, Kawah barat dan
Kawah Timur, serta kawah letusan kecil Gua Walet.
Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′
00″ BT. Gunung ini memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan
dengan gunung-gunung lainnya di pulau Jawa, seperti juga Gunung Slamet,
gunung ini terpisah dari gunung-gunung tinggi lainnya, tetapi Gunung
Ciremai ini lebih dekat dengan Laut Jawa. Kegiatannya yang terakhir
tercatat pada tahun 1973, berupa gempa tektonik yang cukup kuat.
Gunung Merbabu
(3.142 m dpl), merupakan gunung yang tergolong dalam gunung api tua
yang terletak bersebelahan dengan Gunung Merapi yang merupakan salah
satu gunung api aktif. Gunung Merbabu mempunyai banyak puncak-puncak
bayangan (bukan puncak asli). Karena banyaknya puncak ini seringkali
para pendaki mengeluh dan jenuh tapi justru hal inilah yang menjadikan
gunung ini menantang untuk di daki.
Puncak Gunung Merbabu terdiri atas dua puncak yaitu Puncak Sarip yang
terletak pada ketinggian 3.120 m dpl dan Puncak Kenteng Songo dengan
ketinggian 3.142 m dpl. Kedua puncak ini mempunyai panorama alam yang
berbeda.
Untuk menuju ke puncak Gunung Merbabu ada 2 (dua) jalur utama; lewat
Selo/Boyolali dan lewat Tekelan/Kopeng. Kedua jalur mempunyai medan
perjalanan yang berbeda. Kalau kita lewat Selo jaraknya lebih jauh tapi
mempunyai panorama yang indah. Pohon – pohon pinus di sepanjang jalan
terasa menciptakan kenyamanan selama perjalanan dan bisa memandang
lereng Gunung Merapi lebih dekat.
Gunung Sumbing
merupakan gunung bertipe strato (kerucut), dengan ketinggian 3.371 m
dpl. Gunung ini terletak di kawasan kabupaten Wonosobo, tepatnya di
daerah Temanggung, Jawa Tengah. Kondisi puncaknya terdiri atas tebing
batu cadas yang menjulang tinggi dan disekitarnya banyak dijumpai kawah
– kawah kecil yang mengeluarkan asap belerang. Puncak Gunung Sumbing
terdiri atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 m dpl
dan puncak Kawah, dengan ketinggian 3.372 m dpl.
Lereng Gunung Sumbing merupakan salah satu kawasan yang rawan tanah
longsor karena terlalu luas dieksploitasi lahannya untuk ladang tembakau
dan sayur – sayuran. Menurut ahli konservasi dari UGM lereng Gunung
Sumbing mempunyai tingkat erosi yang paling tinggi diantara
gunung-gunung yang berada di sekitarnya sehingga bila kita mendaki
gunung ini sejauh mata memandang akan terlihat hampir separuh lereng
gunung sudah merupakan daerah perladangan.
Gunung Sundoro
- 3.136 m.dpl, setidaknya ada tiga nama yang dikenal baik oleh
masyarakat, Sindoro, Sundoro atau Sendoro. Adalah termasuk dalam
jajaran gunung berapi yang mempunyai bentuk kerucut dengan tipe Strato.
Dari kejauhan nampak seperti dua saudara kembar antara Sundoro dan
Sumbing, berdiri kokoh di batas Kabupaten Temanggung sebelah barat dan
sebelah timur kota Wonosobo. Diantara keduanya, dipisahkan oleh pelana
Kledung (1.405 m.dpl) yang melintasi jalan raya, menghubungkan Wonosobo
dengan kota Magelang.
Gunung Semeru (Mahameru)
adalah sebutan terkenal dari puncak Gunung Semeru
dengan ketinggian ± 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl),
menempatkan diri sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung Semeru
termasuk salah satu dari gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur,
terletak diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang
dengan posisi geografis antara 7°51’ – 8°11’ Lintang Selatan, 112°47’ –
113°10’ Bujur Timur.
Gunung Gede (2.958 m.dpl) dan Gunung Pangrango (3.019 m.dpl)
adalah icon utama bagi masyarakat Jawa Barat, asal bicara tentang
aktifitas kegiatan camping dan naik gunung, sering kali yang ditawarkan
adalah pendakian di Gunung Gede dan Gunung Pangrango, yang dapat di
lalui dari Desa Gunung Putri dan Cibodas. Puncak-puncaknya akan nampak
jelas terlihat dari Cibodas, Cianjur dan Sukabumi, Gunung Pangrango
yang mempunyai jenis puncak runcing, dan Gunung Gede puncaknya
berbentuk kubah. Kedua gunung ini termasuk dalam wilayah pengelolaan
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP), yang berdiri pada tanggal 6
Maret 1980 untuk mengelola areal seluas 15.196 ha
Gunung Pangrango (3.019 m.dpl) merupakan gunung api yang sudah tidak
aktif lagi, sementara Gunung Gede (2.958 m.dpl) tergolong Gunung Api
dengan jenis Stratovolcano. Berikut data Gunung Gede menurut Smithsonian
Institute dengan Global Volcano Programnya:
Daerah : Jawa Barat
Tipe Gunung : Stratovolcano
Status Gunung : Historical
Letusan Terakhir : 1957
Ketinggian : 2958 m 9,705 feet
Latitude : 6.78°S 6°47”0″S
Longitude : 106.98°E 106°59”0″E
Gunung Lawu
(3.265 m) berdiri kokoh diperbatasan antara Jawa
Tengah dan Jawa Timur, banyak menyimpan sejuta misteri dan legenda.
Dalam legenda Gunung Lawu dipercayai sebagai tempat bertapanya Raden
Brawijaya atau dikenal dengan Sunan Lawu setelah mengundurkan diri dari
kerajaan Majapahit, dan beliau dipercaya sebagai penguasa seluruh
makhluk yang ada di Gunung Lawu.
Gunung Lawu juga mempunyai kawah yang namanya sangat terkenal yakni Kawah Condrodimuko,
yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat menggodok tokoh
pewayangan yaitu Raden Gatutkaca, salah satu dari Pandawa Lima. Di
gunung ini juga banyak tempat-tempat keramat antara lain Sendang
Drajat, Argo Dalem, Argo Dumilah, Pasar Dieng, Batu Tugu “Punden Berundak“,
Lumbung Selayur, Telaga Kuning dan masih banyak lagi. Gunung ini juga
ditumbuhi bunga Edelweis berwarna merah muda, kuning dan putih.
Gunung Merapi
(2.968 m.dpl) adalah salah satu gunung api yang mempunyai daya rusak
yang tinggi dan paling aktif diantara 75 gunung api yang terletak di
Indonesia serta merupakan gunung terganas di dunia. Salah satu ciri
khas dari Gunung Merapi adalah pada saat terjadi letusan menghasilkan
awan panas (glowing avalanches), yang oleh penduduk setempat disebut
Wedus Gembel (sejenis kambing Jawa), awan panas ini mempunyai suhu
sekitar 1.000 °C yang turun berbentuk bulatan keriting mirip kambing.
Home » Materi Pecinta Alam » Informasi Gunung Pendakian
Informasi Gunung Pendakian
Diposting oleh Pecinta Alam on Rabu, 11 Oktober 2017
Label:
Materi Pecinta Alam
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar